Laporan
Dendrologi
Di susunoleh :
Nama : PERI GUNAWAN ( G01112117
)
LARAS PANGESTIKA (G01112149 )
ARIEF AULIYANSYAH ( G01112136 )
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA PONTIANAK
2014
1.
BINTANGUR
(Calophyllum inophyllum L.)
a.
Klasifikasi
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas : Dilleniidae
Ordo :Theales
Bintol,
mentangur, penaga (Sumatera); Bunut, nyamplung, sulatri, punaga (Jawa); Bataoh,
bentangur, butoo, jampelung, jinjit, mahadingan, maharunuk (Kalimantan); Betau,
bintula, dinggale, pude, wetai (Sulawesi); Balitoko, bintao, bitaur, pataule
(Maluku); Bentango, gentangir, mantau, samplong, tau (NTT).
b.
Habitus
Pohon
tidak berbanir, Batang bebas cabang sampai 4,5 m, Berdiameter 20 cm, dengan tinggi
keseluruhan 9m.
c.
Batang
Kulit
luar warna kelabu atau putih, Beralur dangkal dan mengelupas besar-besar
tipis., kulit hidup bewarna putih, permukaan penampang halus, dan peralihan
dari gubal menuju teras jelas. Kayu teras C. inophyllum berwarna merah
tua, merah coklat, merah muda kecoklat-coklatan/merah kuning. Kayu gubal
berwarna coklat-kelabu pucat atau coklat kuning semu-semu merah jambu, tebal
kira-kira 5 cm . Batang berdiri tegak dan berbentuk lurus dengan cabang
mendatar.
d.
Daun
Daun
: Tunggal, bersilang berhadapan, panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm tangkai
1,5-2,5cm.
1) Bangun
Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
2)
Ujung
Daun (Apex) = ujung tumpul
Batang bintangur
|
3) Pangkal
Daun (Basis)= pangkal membulat
4) Susunan
Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.
5) Tepi
Daun (Margo) = tepi rata
6) Daging
Daun (Intervenium) = danging daun seperti kertas.
7) Permukaan
Daun = gundul ( Glaber )
8) Warna
Daun = hijau
9)
Posisi
duduk daun = Tersebar
Permukaan daun dan tepi daun posisi duduk daun
Pangkal dan ujung daun Tulang
daun
e.
Bunga
Dan Buah
-
Bunga : Majemuk, berbentuk tandan.
-
Buah : Bulat seperti peluru, Diameter
2,5-3,5 cm, warna hijau, kering menjadi coklat
-
Biji : Bulat, tebal, keras, warna coklat, pada inti terdapat minyak berwarna
kuning.
f.
Tempat
Tumbuh
Di
temukan diseluruh kep. Indonesia, Dalam hutan Sekunder dan primer . hutan hujan
tropis pada tanah berawa dekat dekat pantai sampai pada tanah kering di
bukit-bukit sampai ketinggian 800 m dari permukaan laut.
g.
Penggunaan
Berat
jenis : 0,78 Kelas awet : II-IV Kelas kuat : I-III Sifat Pengerjaan : Mudah s/d
berat Kembang susut : Besar Daya retak : Sedang Kekerasan : Sedang Tekstur :
Agak kasar-kasar dan tidak merata Serat : Berpadu Kegunaan : Kayu bangunan, kayu
perkakas, plywood, lantai, papan, bantalan, kayu perkapalan tiang, peti,
chipboard, papan loncat.
2.
PULAI
(Alstonia scholaris L.R.Br)
Kingdom
: Plantae
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Gentianales
Suku
: Apocynaceae
Marga
:
Alstonia
Spesies
: Alstonia scholaris L.R.Br.
Nama
Latin : Alstonia scholaris L.R.Br.
Nama Indonesia : Pule
Nama Usada :
Jayu pule
Nama
Daerah : pule (Jawa), lame
(Sunda), polay (Madura), hanjalutung
(Kalimantan),
kayu gabus ; pulai; tewer (Banda), kaliti; reareangou; bariangow;
rariangow;wariangow; mariangan; deadeangow; kita (Minahasa), rite (Ambon),
hange (Ternate), danAliang (Irian)(Anonim b,tt).
b.
Habitus
Habitus
berupa pohon dengan tinggi bebas cabang 60 cm.Tidak berbanir, berdiameter 12cm,
panjang keseluruhan 3m, Batang tegak, berkayu, percabangan menggarpu dan
berwarna hijau gelap.
c.
Batang
Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan
berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih, rasa getahnya
sangat pahit. percabangan menggarpu, kulit bagian luar berwarna
coklat
keabu-abuan, dan mengelupas.
Batang pulai
|
d.
Daun
Daun
tunggal, bentuknya lanset, dan pangkalnya meruncing, tepinya rata, panjang daun
10-20 cm dan lebar 3-6 cm, , panjang tangkai ±1 cm
1) Bangun
Daun (Circumscriptio) = berbentuk lonjong atau elips.
2) Ujung
Daun (Apex) = ujungnya membulat
3) Pangkal
Daun (Basis) = pangkal membulat
4) Susunan
Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.
5) Tepi
Daun (Margo) = rata, berambut pada bagian tepinya.
6) Daging
Daun (Intervenium) = daging daun seperti kertas.
7) Permukaan
Daun = permukaan atas licin.
8) Warna
Daun = hijau.
9) Posisi
duduk daun = berkarang.
10) Susunan
daun = Daun tersusun melingkar
Susunan daun posisi
duduk daun
Susunan tulang daun ujung dan pangkal daun
e.
Bunga
Dan Buah
Panjang
bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang
runjung bunga lebih dar 120 cm.
Bunga
majemuk, bentuknya malai, terdapat di ujung batang, bentuk kelopak bunga bulat
telur, panjang tangkainya 2,5-5 cm, berambut dan warnanya hijau. Benang sari
melekat pada tabung mahkota dengan panjang tangkai putik 3-5 mm, kepala putik
meruncing, bakal buah berbulu dan berwarna putih. Bentuk tabung mahkota bunga
bulat telur dengan panjang 7-9 mm dan berwarna putih kekuningan. Buah bumbung
dengan bentuk pita dan panjangnya 20-50 mm, warnanya putih. Biji kecil dengan
panjang 1,5-2 cm dan berwarna putih.Akar tunggang dan berwarna coklat.
f.
Tempat
Tumbuh
Alstonia
scholaris (L.) R. Br. Toleran terhadap berbagai macam tanah dan habitat,
dijumpai sebagai tanaman kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk
dari hutan primer dan sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir
dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas
1000 m dpl. Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkal.
g.
Penggunaan
Alstonia
scholaris (L.) R. Br.Kayunya tidak awet, hanya memungkinkan untuk konstuksi
ringan di dalam ruangan, atau untuk industri pulp dan kertas, serta digunakan
terutama untuk papan tulis sekolah, seperti pensil, korek api, hak sepatu,
topeng, cetakan beton, peti mati, mudah dibeentuk dan diukir, sehingga
dinamakan scholaris.
Selain
itu, sebenarnya pohon Pulai ini banyak manfaatnya untuk pengobatan. Terutama
dari kulit dan daunnya. Hal ini disebabkan karena banyak kandungan kimia dari
kulit dan daun Pulai yang antara lain :
Kulit
kayu : mengandung alkaloida ditanin, ekitamin (ditamin), ekitanin, ekitamidin,
alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin dan triperpen.
Daun
: mengandung pikrinin. Sedang-kan bunga Pulai mengandung asam ursolat dan
lupeol.
Kulit
kayu dapat untuk mengatasi: Demam, malaria, limpa membesar, batuk berdahak,
diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing
manis, tenakan darah tinggi, wasir, anemia, gangguan haid, rematik akut.
Daun
dapat untuk mengatasi: Borok, bisul, perempuan setelah melahirkan (nifas),
beri-beri dan payudara bengkak karenabendungan ASI.
3. MERANTI MERAH
(shorea leprosula)
a.
Klasifikasi
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas :
Dilleniidae
Ordo
: Theales
Famili
: Dipterocarpaceae
Genus
: Shore
Spesies
: Shorea leprosula Miq
Nama Daerah :
Kuia Momea
Nama Perdagangan :
Meranti Merah
b.
Habitus
ShoreaLeprosulatermasuk
dalam kelompok Pohon. Tidak berbanir, Perawakan pohon besar, Tinggi keseluruhan
dapat mencapai 60 m, bebas cabang 3,5 m,
diameter 20 cm.
c.
Batang
d.
Daun
Tidak
termasuk daun lengkap, karena hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun
saja.
1) Bangun
Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
2)
Ujung
Daun (Apex) = ujung runcing
Batang meranti merah
|
3) Pangkal
Daun (Basis) = pangkal membulat, tangkai daun berbulu halus
4) Susunan
Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip
5) Tepi
Daun (Margo) = rata
6) Daging
Daun (Intervenium) = seperti kertas.
7) Permukaan
Daun = permukaan berkerut ( rugosus ), Permukaan daun bagian bawah bersisik
seperti krim, urat daun tersier rapat seperti tangga.
8) Warna
Daun = hijau
9) Posisi
duduk daun = tersebar.
Posisi duduk daun Bangun
daun
Bentuk, pangkal daun Tepi daun dan pertulangan
daun
e.
Tempat
Tumbuh
Jenis
ini tumbuh menyebar di daerah dataran rendah. Di Indonesia pohon ini terdapat
di Sumatera, Kalimantan dan Maluku (Heyne 1987). Meranti merah tidak memerlukan
tempat tumbuh yang khusus, hidup baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah
liat yang berat. Tumbuh terpencar , bercampur dengan jenis yang lain sebagian
besar jenis ini terdapat pada daerah beriklim basah dan kelembaban tinggi di
bawah 800 m dpl dengan curah hujan rata-rata di atas 2000 mm/tahun dengan musim
kemarau yang pendek (Al Rasyid et al. 1991).
f.
Penggunaan
Kayunya
ringan, kerapatan 0,3-0,55 gr/cm3. Merupakan kayu berharga dan sangat baik
untuk joinery meubel, panel, lantai, langit-langit dan juga untuk kayu lapis.
Menghasilkan resin yang dikenal dengan nama damar daging, yang dapat digunakan
obat. Kulitnya dipakai untuk produksi tannin. (Anonim, 2002). Kayunya dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti kayu lapis (plywood), kayu gergajian
(sawntimber) dan bahan bangunan.Shorea leprosula Miq berat jenis0,52 (0,30 – 0,86)
kelas kuat III-IV.
4. SIMPUR
(Dillenia suffruticosa
Griff. ex Hook)
a.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas : Dilleniidae
Ordo : Dilleniales
Famili : Dilleniaceae (suku
simpur-simpuran)
Genus : Dillenia
Spesies : Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook
Kerabat
Dekat : Jente, Simpur, Simpur Pilipina, Kanigara.
Nama
umum
Indonesia
: Simpur air, dilenia
Inggris : Shrubby dillenia, Shrubby simpohlenia,
Shrubby simpoh
Melayu
: Simpoh air, Simpor bini
Thailand: San
yawa
Jepang: Kibana
modoki
b. Habitus
Pohon panjang batang bebas cabang 3 m, diameter 6 cm .
tidak berbanir.
c.
Batang
Batang simpor
|
Kulit luar berwarna kelabu-coklat atau coklat
merah,tidak beralur,mengelupas tipis, kulit hidup bewarna penampang
kelabu-kehijauan, bagian dalamputih. permukaan kasar,
percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas), arah cabang miring ke
atas atau mendatar., warna saat muda cokelat kemerahan - setelah dewasa hijau. Kayu teras bewarna coklat muda, gubal
bewarna putih, peralihan gubal ke teras tidak jelas.
d.
Daun
Termasuk
daun lengkap: Tunggal, Daun tersusun
spiral,
bersilang berhadapan, tidak
mempunyai penumpu. , panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm tangkai
1,5-2,5cm.
1) Bangun
Daun (Circumscriptio) = bentuk lonjong memanjang (oblongus)Ujung Daun (Apex) =
ujung runcing (acutus).
2) Pangkal
Daun (Basis) = pangkal tumpul (obtusus).
3) Susunan
Tulang Daun (Nervatio) = Menyirip
(penninervis)tulang daun
agak menonjol.
4) Tepi
Daun (Margo) = tepi bergerigi (serratus).
5) Daging
Daun (Intervenium) = Seperti kertas
(papyraceus).
6)
Permukaan
Daun = gundul ( Glaber )
7) Warna
Daun = hijau.
8) Posisi
duduk daun = Tersebar
Permukaan daun Posisi duduk daun dan bangun daun
Pangkal daun dan ujung daun susunan
tulang daun dan tepi daun
e.
Bunga Dan Buah
Bunga muncul dari bagian ketiak daun, dan membentuk tadan
jika muncul dari bagian pucuk, solitera, besar dengan lima daun mahkota yang
berwarna kuning. Sepalnya bebas, umumnya gemuk, dan cembung, bertahan pada
buah. Daun mahkota bebas, putih atau kuning. Benangsari banyak, bebas, dengan
karpel berjumlah 4-20 yang bersatu di bagian bawah. Buah mengandung beberapa
folikel dan tertutup oleh sepal yang melebar. Biji berwarna coklat gelap.
Tanaman berkembang biak dengan bijinya.
f.
Tempat
Tumbuh
Indonesia,
terutama di hutan sekunder atau dalam pembukaan lahan di hutan-hutan tidak
terganggu, bahkan di Keranga-kesehatan hutan di tanah podsolik dari tropis
serta sepanjang sungai. Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa,
hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan
pegunungan. Pada liat ke tanah berpasir. Pembungaan: terus menerus, setiap
bunga terbuka untuk satu hari saja, di antara dua bunga dari buah yang sama
adalah jarak sekitar 3-4 hari. Pemasakan buah setelah 36 hari (Corner, 1940).
g.
Penggunaan
Dengan
kelas awat III-V , dapat di gunakan sebagai Kayu bangunan, kayu perkakas,
plywood, lantai, papan, kayu perkapalan, arang dan dapat bersifat obat daun dan
akar digunakan dalam nyeri peradangan, gatal-gatal, sakit perut, dan
meringankan setelah melahirkan. Selanjutnya, tanaman ini digunakan untuk ritual
keagamaan dan sebagai tanaman hias. Benih sebagai pakan burung.
5.
TREMBESI (Samanea saman)
a.
Klasifikasi
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Sub Divisi:
Angiospermae (Tumbuhan biji terutup)
Kelas:
Dicotyledoneae (berkeping dua / dikotil) Sub
Kelas: Rosidae
Ordo:
Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus:Samanea
Spesies: Samanea
saman
Nama daerah dari
Trembesi adalah Saman, Selobin, Kolobin, Kihujan, Ki Ojan dan Munggur.
a.
Habitus
Pohon,
tidak berbanir, Batang bebas cabang sampai 4 m, Berdiameter 14 cm, dengan
tinggi keseluruhan 9 m.
b.
Batang
c.
Daun
Daunnya majemuk dan menyirip
ganda mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. kalau di pegang terasa lembut.
panjang daun antara 2-6 cm dan lebar antara 1-4 cm.
1.
Bangun
Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
Batang Trembesi
|
2. Ujung
Daun (Apex) = ujung tumpul
3. Pangkal
Daun (Basis) = pangkal membulat
4. Susunan
Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.
5. Tepi
Daun (Margo) = tepi rata
6. Daging
Daun (Intervenium) = danging daun seperti kertas.
7. Permukaan
Daun = Licin (laevis), permukaan daun bagian bawah memiliki beludru
8. Warna
Daun = hijau tua
9. Posisi
duduk daun = Tersebar
Permukaan daun , ujung dan pangkal
daun Bentuk daun
Posisi duduk daun Bangun
daun
d. Bunga Dan Buah
Bunga
Trembesi berwarna merah kekuningan. Buahnya berwarna hitam berbentuk polong
dengan panjang antara 30-40 cm. Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras
berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman. Buah
pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang sekitar
10-20 cm, mempunyai lebar 1,5 – 2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm. Buahnya berwarna
cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam dalam
daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket dan manis berisi sekitar 5 –
25 biji dengan panjang 1,3 cm.
e. Tempat Tumbuh
Di
temukan diseluruh kep. Indonesia, Dalam hutan Sekunder dan primer .Pohon ini
mampu tumbuh pada lahan yang kurang subur, karena bersimbiosis dengan
Rhizobium. Hidup tersebar atau berkelompok biasanya ada di taman, pinggir jalan, lahan pertanian,
dan padang rumput. Kisaran ketinggian tempat tumbuhnya antara
0 - 1300 m dpl.
f. Penggunaan
kayu
trembesi termasuk jenis kayu dengan tingkat awet kelas IV dapat digunakan
seperti untuk membuat vinir, pintu, patung,ukiran, dan aneka produk kerajinan
lainnya.Pohon Trembesi (Albizia saman) banyak ditanam di pinggir jalan
dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Batang Trembesi dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan. Mengurangi pencemaran udara dan melindungi alam dari
ancaman pemanasan gobal. Pohon Trembesi dengan daunnya yang lebat merupakan
penyerap karbondioksida yang sangat baik.
Daun dan akarnya pun ternyata berkhasiat sebagai obat. Daun pohon
Trembesi dipercaya berkhasiat mengobati penyakit kulit. Sementara akarnya
berkhasiat sebagai obat tambahan untuk mencegah kanker. rembesi banyak ditanam
sebagai tumbuhan peneduh di pinggir jalan sekaligus untuk menyerap gas buang
transportasi yang padat di jalan raya.
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - JT Hub
ReplyDeleteHarrah's Cherokee 논산 출장안마 Casino & Hotel 의정부 출장샵 locations, rates, amenities: expert Cherokee research, 제천 출장마사지 only at 강릉 출장마사지 Hotel 통영 출장안마 and Travel Index. Find the best deal and discounts