Monday, February 9, 2015


Laporan Dendrologi

Di susunoleh :
Nama   : PERI GUNAWAN  ( G01112117 )
LARAS PANGESTIKA (G01112149 )
ARIEF AULIYANSYAH ( G01112136 )





FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2014

1.      BINTANGUR (Calophyllum inophyllum L.)
a.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                :Theales
Famili              :Clusiaceae
Genus              :
Calophyllum
Spesies            : Calophyllum inophyllum L.

Bintol, mentangur, penaga (Sumatera); Bunut, nyamplung, sulatri, punaga (Jawa); Bataoh, bentangur, butoo, jampelung, jinjit, mahadingan, maharunuk (Kalimantan); Betau, bintula, dinggale, pude, wetai (Sulawesi); Balitoko, bintao, bitaur, pataule (Maluku); Bentango, gentangir, mantau, samplong, tau (NTT).
b.      Habitus
Pohon tidak berbanir, Batang bebas cabang sampai 4,5 m, Berdiameter 20 cm, dengan tinggi keseluruhan 9m.
c.       Batang
Kulit luar warna kelabu atau putih, Beralur dangkal dan mengelupas besar-besar tipis., kulit hidup bewarna putih, permukaan penampang halus, dan peralihan dari gubal menuju teras jelas. Kayu teras C. inophyllum berwarna merah tua, merah coklat, merah muda kecoklat-coklatan/merah kuning. Kayu gubal berwarna coklat-kelabu pucat atau coklat kuning semu-semu merah jambu, tebal kira-kira 5 cm . Batang berdiri tegak dan berbentuk lurus dengan cabang mendatar.

d.      Daun
Daun : Tunggal, bersilang berhadapan, panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm tangkai 1,5-2,5cm.
1)      Bangun Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
2)     
Batang bintangur
Ujung Daun (Apex) = ujung tumpul
3)      Pangkal Daun (Basis)= pangkal membulat
4)      Susunan Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.
5)      Tepi Daun (Margo) = tepi rata
6)      Daging Daun (Intervenium) = danging daun seperti kertas.
7)      Permukaan Daun = gundul ( Glaber )
8)      Warna Daun = hijau
9)      Posisi duduk daun = Tersebar







Permukaan daun dan tepi daun                  posisi duduk daun    










Pangkal dan ujung daun                                               Tulang daun
e.       Bunga Dan Buah
- Bunga : Majemuk, berbentuk tandan.
- Buah : Bulat seperti peluru, Diameter 2,5-3,5 cm, warna hijau, kering menjadi coklat
- Biji : Bulat, tebal, keras, warna coklat, pada inti terdapat minyak berwarna kuning.

f.       Tempat Tumbuh
Di temukan diseluruh kep. Indonesia, Dalam hutan Sekunder dan primer . hutan hujan tropis pada tanah berawa dekat dekat pantai sampai pada tanah kering di bukit-bukit sampai ketinggian 800 m dari permukaan laut.

g.      Penggunaan
Berat jenis : 0,78 Kelas awet : II-IV Kelas kuat : I-III Sifat Pengerjaan : Mudah s/d berat Kembang susut : Besar Daya retak : Sedang Kekerasan : Sedang Tekstur : Agak kasar-kasar dan tidak merata Serat : Berpadu Kegunaan : Kayu bangunan, kayu perkakas, plywood, lantai, papan, bantalan, kayu perkapalan tiang, peti, chipboard, papan loncat.

2.      PULAI (Alstonia scholaris L.R.Br)
a.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Gentianales
Suku                : Apocynaceae
Marga              : Alstonia
Spesies            : Alstonia scholaris L.R.Br.


Nama Latin                 : Alstonia scholaris L.R.Br.
Nama Indonesia          : Pule
Nama Usada               : Jayu pule
Nama Daerah              : pule (Jawa), lame (Sunda), polay (Madura), hanjalutung
(Kalimantan), kayu gabus ; pulai; tewer (Banda), kaliti; reareangou; bariangow; rariangow;wariangow; mariangan; deadeangow; kita (Minahasa), rite (Ambon), hange (Ternate), danAliang (Irian)(Anonim b,tt).

b.      Habitus
Habitus berupa pohon dengan tinggi bebas cabang 60 cm.Tidak berbanir, berdiameter 12cm, panjang keseluruhan 3m, Batang tegak, berkayu, percabangan menggarpu dan berwarna hijau gelap.
c.       Batang
 Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih, rasa getahnya sangat pahit. percabangan menggarpu, kulit bagian luar berwarna
coklat keabu-abuan,  dan mengelupas.

Batang pulai
 


d.      Daun
Daun tunggal, bentuknya lanset, dan pangkalnya meruncing, tepinya rata, panjang daun 10-20 cm dan lebar 3-6 cm, , panjang tangkai ±1 cm
1)      Bangun Daun (Circumscriptio) = berbentuk lonjong atau elips.
2)      Ujung Daun (Apex) = ujungnya membulat
3)      Pangkal Daun (Basis) = pangkal membulat
4)      Susunan Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.
5)      Tepi Daun (Margo) = rata, berambut pada bagian tepinya.
6)      Daging Daun (Intervenium) = daging daun seperti kertas.
7)      Permukaan Daun = permukaan atas licin.
8)      Warna Daun = hijau.
9)      Posisi duduk daun = berkarang.
10)  Susunan daun = Daun tersusun melingkar








Susunan daun                                                posisi duduk daun










Susunan tulang daun                                                     ujung dan pangkal daun

e.       Bunga Dan Buah
Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm.
Bunga majemuk, bentuknya malai, terdapat di ujung batang, bentuk kelopak bunga bulat telur, panjang tangkainya 2,5-5 cm, berambut dan warnanya hijau. Benang sari melekat pada tabung mahkota dengan panjang tangkai putik 3-5 mm, kepala putik meruncing, bakal buah berbulu dan berwarna putih. Bentuk tabung mahkota bunga bulat telur dengan panjang 7-9 mm dan berwarna putih kekuningan. Buah bumbung dengan bentuk pita dan panjangnya 20-50 mm, warnanya putih. Biji kecil dengan panjang 1,5-2 cm dan berwarna putih.Akar tunggang dan berwarna coklat.


f.       Tempat Tumbuh
Alstonia scholaris (L.) R. Br. Toleran terhadap berbagai macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkal.

g.      Penggunaan
Alstonia scholaris (L.) R. Br.Kayunya tidak awet, hanya memungkinkan untuk konstuksi ringan di dalam ruangan, atau untuk industri pulp dan kertas, serta digunakan terutama untuk papan tulis sekolah, seperti pensil, korek api, hak sepatu, topeng, cetakan beton, peti mati, mudah dibeentuk dan diukir, sehingga dinamakan scholaris.
Selain itu, sebenarnya pohon Pulai ini banyak manfaatnya untuk pengobatan. Terutama dari kulit dan daunnya. Hal ini disebabkan karena banyak kandungan kimia dari kulit dan daun Pulai yang antara lain :
Kulit kayu : mengandung alkaloida ditanin, ekitamin (ditamin), ekitanin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin dan triperpen.
Daun : mengandung pikrinin. Sedang-kan bunga Pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
Kulit kayu dapat untuk mengatasi: Demam, malaria, limpa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing manis, tenakan darah tinggi, wasir, anemia, gangguan haid, rematik akut.
Daun dapat untuk mengatasi: Borok, bisul, perempuan setelah melahirkan (nifas), beri-beri dan payudara bengkak karenabendungan ASI.








3.      MERANTI MERAH (shorea leprosula)
a.      Klasifikasi
Kingdom        : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo               : Theales
Famili             : Dipterocarpaceae
Genus             : Shore
Spesies           : Shorea leprosula Miq

Nama Daerah  : Kuia Momea
Nama Perdagangan     : Meranti Merah

b.      Habitus
ShoreaLeprosulatermasuk dalam kelompok Pohon. Tidak berbanir, Perawakan pohon besar, Tinggi keseluruhan dapat mencapai  60 m, bebas cabang 3,5 m, diameter 20 cm.

c.       Batang
kulit luar berwarna kelabu atau cokelat dengan tebal sekitar 5 mm.Batang pohon berwarna abu abu atau coklat beralur tidak dalam, mengelupas agak besar, kulit hidup berwarna coklat muda sampai merah atau kuning muda.Getah warna putih.  Kayu teras  merah kelabu Merah-coklat muda. Kayu gubal berwarna kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan sangat muda, peralihan dari teras ke gubal jelas.

d.      Daun
Tidak termasuk daun lengkap, karena hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun saja.
1)      Bangun Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
2)     
Batang meranti merah
Ujung Daun (Apex) = ujung runcing
3)      Pangkal Daun (Basis) = pangkal membulat, tangkai daun berbulu halus
4)      Susunan Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip
5)      Tepi Daun (Margo) = rata
6)      Daging Daun (Intervenium) = seperti kertas.
7)      Permukaan Daun = permukaan berkerut ( rugosus ), Permukaan daun bagian bawah bersisik seperti krim, urat daun tersier rapat seperti tangga.
8)      Warna Daun = hijau
9)      Posisi duduk daun = tersebar.





Posisi duduk daun                                                     Bangun daun









Bentuk, pangkal daun                                  Tepi daun dan pertulangan daun
e.       Tempat Tumbuh
Jenis ini tumbuh menyebar di daerah dataran rendah. Di Indonesia pohon ini terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Maluku (Heyne 1987). Meranti merah tidak memerlukan tempat tumbuh yang khusus, hidup baik pada berbagai jenis tanah kecuali tanah liat yang berat. Tumbuh terpencar , bercampur dengan jenis yang lain sebagian besar jenis ini terdapat pada daerah beriklim basah dan kelembaban tinggi di bawah 800 m dpl dengan curah hujan rata-rata di atas 2000 mm/tahun dengan musim kemarau yang pendek (Al Rasyid et al. 1991).


f.       Penggunaan
Kayunya ringan, kerapatan 0,3-0,55 gr/cm3. Merupakan kayu berharga dan sangat baik untuk joinery meubel, panel, lantai, langit-langit dan juga untuk kayu lapis. Menghasilkan resin yang dikenal dengan nama damar daging, yang dapat digunakan obat. Kulitnya dipakai untuk produksi tannin. (Anonim, 2002). Kayunya dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti kayu lapis (plywood), kayu gergajian (sawntimber) dan bahan bangunan.Shorea leprosula Miq berat jenis0,52 (0,30 – 0,86) kelas kuat III-IV.

4.      SIMPUR (Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook)
a.      Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Dilleniales
Famili              : Dilleniaceae (suku simpur-simpuran)
Genus              : Dillenia
Spesies            : Dillenia suffruticosa Griff. ex Hook
Kerabat Dekat : Jente, Simpur, Simpur Pilipina, Kanigara.

Nama umum
Indonesia : Simpur air, dilenia
Nama setempat di Kalimantan : Buan, Dungin, meringis Ayer, Simpoh, SiMPore, SiMPore bini, SiMPore marimba, Tambakau.
Inggris : Shrubby dillenia, Shrubby simpohlenia, Shrubby simpoh
Melayu : Simpoh air, Simpor bini
Thailand: San yawa
Jepang: Kibana modoki

b.      Habitus
Pohon panjang batang bebas cabang 3 m, diameter 6 cm . tidak berbanir.

c.      
Batang simpor
Batang
Kulit luar berwarna kelabu-coklat atau coklat merah,tidak beralur,mengelupas tipis, kulit hidup bewarna penampang kelabu-kehijauan, bagian dalamputih. permukaan kasar, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas), arah cabang miring ke atas atau mendatar., warna saat muda cokelat kemerahan - setelah dewasa hijau. Kayu teras bewarna coklat muda, gubal bewarna putih, peralihan gubal ke teras tidak jelas.

d.      Daun
Termasuk daun lengkap: Tunggal, Daun tersusun spiral, bersilang berhadapan, tidak mempunyai penumpu. , panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm tangkai 1,5-2,5cm.
1)      Bangun Daun (Circumscriptio) = bentuk lonjong memanjang (oblongus)Ujung Daun (Apex) = ujung runcing (acutus).
2)      Pangkal Daun (Basis) = pangkal tumpul (obtusus).
3)      Susunan Tulang Daun (Nervatio) = Menyirip (penninervis)tulang daun agak menonjol.
4)      Tepi Daun (Margo) = tepi bergerigi (serratus).
5)      Daging Daun (Intervenium) = Seperti kertas (papyraceus).
6)      Permukaan Daun = gundul ( Glaber )
7)      Warna Daun = hijau.
8)      Posisi duduk daun = Tersebar





                Permukaan daun                                                             Posisi duduk daun dan bangun daun









Pangkal daun dan ujung daun                                    susunan tulang daun dan tepi daun
e.       Bunga Dan Buah
Bunga muncul dari bagian ketiak daun, dan membentuk tadan jika muncul dari bagian pucuk, solitera, besar dengan lima daun mahkota yang berwarna kuning. Sepalnya bebas, umumnya gemuk, dan cembung, bertahan pada buah. Daun mahkota bebas, putih atau kuning. Benangsari banyak, bebas, dengan karpel berjumlah 4-20 yang bersatu di bagian bawah. Buah mengandung beberapa folikel dan tertutup oleh sepal yang melebar. Biji berwarna coklat gelap. Tanaman berkembang biak dengan bijinya.
f.       Tempat Tumbuh
Indonesia, terutama di hutan sekunder atau dalam pembukaan lahan di hutan-hutan tidak terganggu, bahkan di Keranga-kesehatan hutan di tanah podsolik dari tropis serta sepanjang sungai. Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa, hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan pegunungan. Pada liat ke tanah berpasir. Pembungaan: terus menerus, setiap bunga terbuka untuk satu hari saja, di antara dua bunga dari buah yang sama adalah jarak sekitar 3-4 hari. Pemasakan buah setelah 36 hari (Corner, 1940).

g.      Penggunaan
Dengan kelas awat III-V , dapat di gunakan sebagai Kayu bangunan, kayu perkakas, plywood, lantai, papan, kayu perkapalan, arang dan dapat bersifat obat daun dan akar digunakan dalam nyeri peradangan, gatal-gatal, sakit perut, dan meringankan setelah melahirkan. Selanjutnya, tanaman ini digunakan untuk ritual keagamaan dan sebagai tanaman hias. Benih sebagai pakan burung.

5.      TREMBESI (Samanea saman)
a.      Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Sub Divisi: Angiospermae (Tumbuhan biji terutup)
Kelas: Dicotyledoneae (berkeping dua / dikotil) Sub
Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus:Samanea
Spesies: Samanea saman
Nama daerah dari Trembesi adalah Saman, Selobin, Kolobin, Kihujan, Ki Ojan dan Munggur.

a.      Habitus
Pohon, tidak berbanir, Batang bebas cabang sampai 4 m, Berdiameter 14 cm, dengan tinggi keseluruhan 9 m.

b.      Batang
Pohon yang sudah tua berwarna kecokelatan dan permukaan kulit sangat kasar, beralur,  Kulit pohon trembesi  ini berwarna abu-abu kecokelatan pada pohon muda yang masih halus. Kulit luar bewarna coklat, atau coklat kehijauan, beralur dangkal, kulit hidup bewarna putih , teras bewarna putih kemerahan, permukaan penampang halus, tidak mengelupas dan peralihan dari gubal menuju teras tidak jelas.
c.       Daun
Daunnya majemuk dan menyirip ganda mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. kalau di pegang terasa lembut.  panjang daun antara 2-6 cm dan lebar antara 1-4 cm.
1.     
Batang Trembesi
Bangun Daun (Circumscriptio) = bulat memanjang atau bulat telur
2.      Ujung Daun (Apex) = ujung tumpul
3.      Pangkal Daun (Basis) = pangkal membulat
4.      Susunan Tulang Daun (Nervatio) = pertulangan menyirip.                                   
5.      Tepi Daun (Margo) = tepi rata
6.      Daging Daun (Intervenium) = danging daun seperti kertas.
7.      Permukaan Daun = Licin (laevis), permukaan daun bagian bawah memiliki beludru
8.      Warna Daun = hijau tua
9.      Posisi duduk daun = Tersebar
















Permukaan daun , ujung dan pangkal daun                     Bentuk daun















Posisi duduk daun                                                                           Bangun daun
d.      Bunga Dan Buah
Bunga Trembesi berwarna merah kekuningan. Buahnya berwarna hitam berbentuk polong dengan panjang antara 30-40 cm. Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman. Buah pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang sekitar 10-20 cm, mempunyai lebar 1,5 – 2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm. Buahnya berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak. Bijinya tertanam dalam daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket dan manis berisi sekitar 5 – 25 biji dengan panjang 1,3 cm.




e.       Tempat Tumbuh

Di temukan diseluruh kep. Indonesia, Dalam hutan Sekunder dan primer .Pohon ini mampu tumbuh pada lahan yang kurang subur, karena bersimbiosis dengan Rhizobium. Hidup tersebar atau berkelompok biasanya ada di taman, pinggir jalan, lahan pertanian, dan padang rumput. Kisaran ketinggian tempat tumbuhnya antara 0 - 1300 m dpl.


f.       Penggunaan
kayu trembesi termasuk jenis kayu dengan tingkat awet kelas IV dapat digunakan seperti untuk membuat vinir, pintu, patung,ukiran, dan aneka produk kerajinan lainnya.Pohon Trembesi (Albizia saman) banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Batang Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Mengurangi pencemaran udara dan melindungi alam dari ancaman pemanasan gobal. Pohon Trembesi dengan daunnya yang lebat merupakan penyerap karbondioksida yang sangat baik.  Daun dan akarnya pun ternyata berkhasiat sebagai obat. Daun pohon Trembesi dipercaya berkhasiat mengobati penyakit kulit. Sementara akarnya berkhasiat sebagai obat tambahan untuk mencegah kanker. rembesi banyak ditanam sebagai tumbuhan peneduh di pinggir jalan sekaligus untuk menyerap gas buang transportasi yang padat di jalan raya.













 









1 comment:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - JT Hub
    Harrah's Cherokee 논산 출장안마 Casino & Hotel 의정부 출장샵 locations, rates, amenities: expert Cherokee research, 제천 출장마사지 only at 강릉 출장마사지 Hotel 통영 출장안마 and Travel Index. Find the best deal and discounts

    ReplyDelete